• Driver Pack Solution

    Driver Pack Solution dapat menginstal semua jenis driver shingga anda tidak perlu dipusingkan harus menginstal driver lagi karena DriverPack Solution yang akan menscan kondisi komputer dan akan menginstalkan driver terbaru di komputer sobat. Selain itu, DriverPack Solution 13 R399 Final juga sangat lengkap dan mendukung hampir semua sistem operasi windows. Penasaran yah broo? Coba aja...

  • Hiren's boot cd

    Hiren's BootCD merupakan salah satu software yang paling sering digunakan oleh para teknisi computer dikarenakan Hiren's BootCD dapat digunakan untuk memperbaiki berbagai masalah yang sering muncul pada computer kita seperti hard drive failure, infeksi virus, partisi, pemulihan password dan pemulihan data, dapat berguna bahkan jika sistem operasi utama tidak dapat boot.

  • Flower power again

    Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut

  • Stormy coast

    Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut

  • Splash!

    Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut

1 BAB 5 - Agar Tidak Gagap Lagi

yoke | 20:30 | 1 Comment so far

EMPAT TIPE KEGAGAPAN


Keempat tipe kegagapan ini muncul dari pemeriksaan yang teliti atas banyak pasien.

Tipe I
adalah tipe ynag dianggap paling umum. Keadaan tertekan yang mengakibatkan terkuncinya pita suara sehingga menimbulkan kegagapan saat berbicara. Perjuangan untuk berbicara terdiri dari keragu-raguan, pengulangan dan perpanjangan bunyi, suku kata atau kata. Saat seseorang yang tidak gagap berpikir tentang kegagapan, yang terlintas adalah kegagapan Tipe I.

Kategori kedua adalah Tipe II.
Lagi-lagi, keadaan tertekan mengakibatkan terkuncinya pita suara yang secara refleks menimbulkan perjuangan, namun pada kasus ini perjuangan ini bukanlah bagian dari proses bicara namun sebelum bicara.

Perjuangan ini mungkin sangat keras namun penderita gagap cenderung memilih untuk menunda bicara sampai perjuangan ini berakhir – sehingga saat akhirnya mereka berbicara, mereka bicara dengan lancar.

Penderita gagap Tipe II sangat menarik saat mereka diteliti sedang bicara lewat telepon. Kepala mereka mungkin tertarik ke belakang dengan gerakan memaksa, rahang mereka gemetar, mata terkatup rapat, tangan mengepal – sementara orang yang berbicara di seberang tidak mendengar apapun, hanya jeda yang lalu diikuti oleh cara bicara yang normal. Jika saja si pendengar mengetahui perjuangan keras yang terjadi di ujung telepon, dia akan sangat terpukau dan terkejut.

Kapan hari saya merawat pasien jenis ini di Inggris. Sehari sebelum perawatan, saya membuat janji untuk bertemu di bandara kecil di luar London. Dia adalah seorang pilot dan dia menawarkan pemandangan kota dan pinggiran kota dari atas udara.

Sebagai penderita gagap Tipe II, suaranya terdenngar normal dari radio ke menara pusat, namun perjuangannya untuk berbicara yang terjadi di kabin pesawat sepanjang landasan membuat saya berpikir bahwa saya akan mengalami penerbangan yang menakutkan.

Dan memang begitu, karena perjuangannya-untuk bicara melibatkan seluruh tubuhnya, termasuk kedua tangan dan kaki. Dan setiap kalimat yang terucap dengan lancar selalu diawali dengan akrobat udara yang singkat namun membuat rambut saya melayang-layang sehingga saat penerbangan berakhir saya merasa sangat capek dan mabuk udara.

Setelah itu dia mengantar saya kembali ke London. Perjalan itu makan waktu sekitar satu jam dan sebisa mungkin saya tidak berbicara, karena setiap kali dia berbicara, mobil kami meluncur tak terkendali.

Penderita gagap Tipe II menampakkan bahwa perjuangan untuk melepaskan kaitan pita suara tidak ada hubungannya dengan proses berbicara. Kenyataan bahwa bagi kebanyakan penderita gagap perjuangan ini timbul saat berbicara (Tipe I) hanya karena_akibat dari ketidakmampuan mereka untuk menunggu dan menyelesaikan perjuangan mereka sebelum

Pada Kegagapan Tipe III,
keadaan tertekan juga mengakibatkan terkuncinya pita suara, namun penderita memilih untuk tidak berjuang namun berhenti dan menunggu sampai kuncian di pita suara terlepas dengan sendirinya. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara: dia mungkin menyibukkan dirinya melakukan sesuatu, dia mungkin menunggu dengan sabar sampai tekanannya mengendur, dia mungkin diam-diam menarik nafas untuk membuka pita suaranya, atau dia mungkin menelan ludah untuk tujuan yang sama. Seorang pasien yang saya temui akan batuk perlahan pada saat terdiam untuk meniup pita suaranya sampai terbuka.

Pasien yang lain akan terdiam, tersenyum, dan memandang lagit-langit pura-pura berpikir keras sebelum akhirnya menjawab. Jika seseorang melihat jakunnya, maka, orang itu akan melihat pergerakan turun-naik dengan cepat selama ia “terdiam”. Apa yang dilakukan pasien ini sebenarnya adalah serangkaian aksi menelan dengan cepat untuk membuka pita suaranya. Jika satu kali menelan bisa berhasil, sesi terdiam akan terjadi dengan cepat. Namun jika pita suara terkunci lagi dengan cepat, mungkin si pembicara perlu menelan dua kali, tiga kali bahkan empat kali lagi agar ia berhasil berbicara.

Dibalik senyum, dan gaya berpikir keras, tersembunyi perjuangan yang berat dan besar untuk mengatasi kuncian otot yang menghalangi nafas dan kemampuan bicara.

Akhirnya, pada Kegagapan Tipe IV rantai kegagapan diputuskan sebelum sempat dimulai. Penderita gagap menggunakan sikap menghindari saat kebiasaannya melihat percakapan jauh ke depan mengindikasikan “ada masalah.”

Tipe ini dimasukkan ke dalam penggagap “tersembunyi” (dibahas di bab selanjutnya). Duapuluh persen dari seluruh pasien National Center of Sttutering termasuk dalam kategori ini. Pasien-pasien ini menghindari menggunakan kata-kata, bunyi, dan percakapan yang menakutkan. Tidak ada yang tahu kalau mereka adalah orang-orang gagap, namun harga yang harus mereka bayar untuk kelancaran bicara ini adalah kewaspadaan yang terus-menerus.

Penderita gagap Tipe I adalah penderita yang “tipikal”, paling sering terlihat dalam kasus kegagapan. Perjuangan mereka terjadi sebagai bagian dari berbicara. Kegagapan Tipe II, meskipun lebih jarang, juga dikenal sebagai gagap, walaupun tidak begitu merusak kamampuan bicara. Tipe III dan IV lebih bisa diterima secara sosial; karena mereka tidak dikenali sebagai salah satu bentuk kegagapan. Penderita gagap di dua kategori terakhir ini jarang mencari bantuan profesional meskipun kedua bentuk kelainan ini sangat berpengaruh kepada keadaan kejiwaan seseorang.

Saat saya memeriksa lebih banyak lagi orang gagap yang sudah dewasa, saya menemukan campuran dari keempat tipe.

Contohnya, seorang pasien mungkin berjuang untuk mengucapkan namanya, menggantikan satu kata sengan kata lain saat menjelaskan tentang pekerjaannya, dan batuk untuk melepaskan kaitan di pangkal tenggorokannya sebelum menjabarkan pengalamannya. Saya juga menemukan bahwa campuran tipe-tipe diantara para pasien ini adalah aturan dan bukan perkecualian. Ada juga, tentu saja, tipe “asli”, dan dokter-dokter dapat melihatnya kadang-kadang. Mereka biasanya penderita Tipe I dan Tipe II.

Penderita Tipe III dan IV jarang terlihat,
bukan karena mereka tidak ada, namun karena mereka tidak pernah berobat.

Lanjut Ke Bab 6

0 BAB 4 - Agar Tidak Gagap Lagi

yoke | 20:27 | Be the first to comment!

DELAPAN PEMICU PSIKOLOGIS

Karena stres selalu bertanggung jawab atas terkuncinya pita suara, saya bertanya kepada pasien saya tentang stres yang memicu gagap mereka. Saya mencari persamaan dan benang penghubung dari jawaban mereka. Daftar jenis-jenis stres disiapkan dan disodorkan kepada pasien-pasien gagap, dan jawaban mereka dikumpulkan. Dengan cara ini saya menemukan apa yang saya sebut sebagai delapan stres dasar bagi orang gagap.

1. Stres dalam keadaan tertentu.

Ketika saya bertanya kepada penderita gagap tentang situasi yang mereka anggap paling sulit, jawaban yang sering muncul adalah, “Saat bicara di telepon.” Lebih dari 80 persen penderita gagap dewasa mengatakan takut untuk menggunakan telepon. Saya menemui pemuda berusia sembilan-belas-tahun yang memberi contoh nyata stres ini. Pemuda ini, duduk di kantor saya dan menjawab semua pertanyaan saya dengan hampir tidak tergagap.

Seperti yang biasa saya lakukan dalam tes diagnosa, saya memintanya mengangkat telepon, menelepon pusat informasi, dan meminta nomor telepon Macy’s Department Store. Dia menolak. Saya memerintahkannya untuk menelepon, saya berkata bahwa ini adalah bagian penting dari evaluasi. Dia memohon kepada saya untuk tidak memaksanya menggunakan telepon. Dia mengaku telah berhenti menggunakan telepon selama bertahun-tahun dan bermimpi buruk tentang menggunakan telepon.

Stres dalam keadaan tertentu yang paling tidak biasa dialami oleh seorang pendeta yang takut berbicara di atas mimbar. Dia bicara gagap saat masih kecil, dan mengira sudah sembuh. Setelah menjadi pendeta, dia bergabung dengan jemaat kecil. Beberapa tahun setelah itu, dia ditempatkan di gereja baru dan pada Minggu pertamanya dia harus berkhotbah di depan 800 orang jemaat. Banyaknya jumlah penontong membuat dia lemas, pita suaranya terkunci, dan efek balik dari saraf pita suaranya memicu kembali kegagapan yang sudah tidak aktif selama bertahun-tahun.

Dia mulai meminum obat penenang, tapi dosis yang harus diminum agar obatnya bekerja menimbulkan efek samping. Dia memutuskan untuk meninggalkan gereja saat dokter menyuruhnya berhenti meminum obat penenang. Dia berbicara dengan uskupnya tentang keputusan itu, berkata bahwa kegagapan ini adalah tanda-tanda bahwa dia “tidak cocok” menjadi seorang pendeta. Uskup itu, seorang yang praktis, menyarankan agar dia menemui ahli terapi kesulitan bicara terlebih dulu.


2. Stres karena kata atau bunyi tertentu.

Kebanyakan orang gagap cenderung menghindari kata-kata tertentu dan sering mengeluh mereka bermasalah dengan bunyi/suara tertentu. Bentuk stres ini, seperti juga hampir semua stres lainnya, ternyata dipelajari. Meskipun begitu, stres ini mempunyai banyak variasi – penderita gagap dapat belajar untuk takut kepada bunyi apapun, dan ketakutan ini berubah secara berkala – yaitu seseorang dapat merasa takut pada bunyi “p” dan “t” selama satu tahun dan pada “b” dan “k” pada tahun berikutnya. Kadang seseorang dapat menghilangkan ketakutannya akan bunyi apapun di suatu hari namun pada hari berikutnya ketakutan itu datang lagi.

Yang lebih sering muncul adalah ketakutan akan kata tertentu. Hampir semua penderita gagap dewasa mengalami hal ini, takut mengucapkan beberapa kata-kata tertentu. Saya merawat seorang pengacara yang bicara gagap untuk hanya sekitar dua puluh kata saja. Dia menyiapkan daftar kata-kata itu dan kami berlatih mengucapkannya. Kesulitannya dapat diatasi setelah beberapa sesi latihan.

Seorang pasien lain bermasalah dalam mengucapkan nama depannya. Dia lalu mengubah namanya secara hukum dengan nama lain yang dapat ia ucapkan dengan mudah – namun dia mulai gagap mengucapkan nama barunya. Ketika dia menemui saya, dia bahkan tidak bisa mengucapkan nama barunya itu. Saya menyemangatinya untuk terus mencoba berusaha meskipun dia mengalami kesulitan yang besar. Saya mencatat rentang waktu usahanya. Halangan ini berlangsung selama dua menit dan tiga puluh delapan detik – selama dua menit dan tiga puluh delapan detik orang ini hanya diam dan berusaha sekuat tenaga, hanya disela oleh keperluannya untuk menghela nafas. Kelegaannya akhirnya muncul saat ia berhasil menyebutkan namanya: David.

Seorang pasien lain mengaku sering berbohong ketika ditanya, “Dimana kamu tinggal?” karena dia tidak bisa mengucapkan Westport. Dan banyak pasien menyatakan sering memberi jawaban yang salah di kelas karena mereka tidak bisa mengucapkan jawaban yang benar – padahal mereka harus mengatakan sesuatu. Seorang pasien memberitahu saya bahwa umurnya dua-puluh delapan dengan mengatakan “setahun setelah dua-puluh tujuh.” Dan banyak pasien mengeluh bahwa mereka sering makan makanan yang tidak mereka inginkan di restoran hanya karena mereka tidak bisa melafalkan nama makanan yang mereka inginkan.

Kata-kata pengganti, sebaik apapun, terasa aneh dan kadang-kadang membingungkan dan memalukan. Hal ini disebabkan oleh stres karena kata atau bunyi tertentu.


3. Stres Sosok Otoriter.

Banyak pasien melaporkan mengalami kesulitan bicara dengan orang-orang yang dijabarkan sebagai sosok otoriter. Mereka dilaporkan mengalami kesulitan saat berbicara dengan atasan atau guru atau saat diwawancarai.
Seorang pasien bercerita, suatu hari dia diminta berhenti oleh polisi karena mengebut. Dia harus menjalani tes untuk melihat apakah dia mabuk atau tidak karena dia tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari polisi.

Sedangkan pasien lain mengatakan bahwa pada saat sekolah semua pertanyaan dan jawaban untuk gurunya ditulis di kertas dan dibacakan keras-keras oleh teman sekelasnya.

Pada dasarnya semua pasien mengaku bahwa mereka bicara gagap hanya dengan orang-orang tertentu, misalnya, dengan orangtua. Sering kali, orangtua, yang menemukan anak-anaknya bicara gagap di rumah meminta ahli terapi bicara di sekolah untuk menyembuhkan anak mereka. Namun saat anak tersebut muncul di hadapan si ahli terapi, tidak ada tanda-tanda kegagapan. Apa yang tidak diperhitungkan oleh ahli terapi ini adalah fakta bahwa si anak hanya gagap saat dihadapkan dengan sosok otoriter orangtua sedangkan di kesempatan lain, kegagapan tidak muncul.

Seorang pemuda yang pernah saya temui tidak pernah bicara gagap dengan tunangannya tapi hanya gagap saat bicara dengan ayahnya, tidak dengan ibunya, hanya ayahnya.

Seorang pasien lain menyatakan bahwa dia tidak pernah bicara gagap dengan rekan kerjanya sampai rekannya itu mendapat promosi dan menjadi pengawasnya. Dia kini berhadapan dengan orang berotoritas dan hal ini menimbulkan stres yang mengakibatkan kegagapan.


4. Stres Karena Ketidakyakinan.

Pasien kadang menemui kesulitan bicara saat mereka merasa tidak yakin akan cara bersikap yang benar – contohnya, di tempat yang tidak dikenal seperti lingkungan baru atau tempat kerja baru atau menemui orang-orang baru. Stres ini juga dapat muncul saat seseorang tidak yakin bagaimana cara mengucapkan suatu kata dengan benar.

Stres karena ketidakyakinan menjadi stres yang paling sulit bagi seseorang yang sedang belajar bahasa asing. Ada banyak sumber ketidakyakinan disini. Yang pertama adalah ketidakyakinan akan cara pelafalan, kedua, karena perbendaharaan kata, dan ketiga, grammar. Tidak mengherankan kalau banyak pasien mengaku bicara gagap saat mengucapkan hampir semua kata dalam bahasa asing tersebut.


5. Stres Fisik.

Penderita gagap melaporkan kalau mereka mengalami kesulitan berbicara saat mereka sakit atau capek. Memang, di Eropa pada abad ke-19 sebuah sekolah terapi mengatakan bahwa penyebab utama kegagapan adalah kurang tidur. Oleh karena itu, pasien diharuskan tidur selama 14 jam sehari – untuk perawatan. Beberapa terapis percaya bahwa hanya bagian tertentu dari tubuh, biasanya lidah, yang mengalami kecapekan, dan sebuah alat lalu diciptakan untuk menyangga lidah yang “capek”. Biasanya dibuat dari emas atau gading, dipakai di rongga mulut, alat ini berfungsi sebagai pemilah dan, hasilnya, menghentikan gagap sementara. Namun setelah beberapa hari, kegagapan ini kembali lagi dengan intensitas seperti semula.
Namun seseorang tidak harus kembali ke abad ke-19 untuk menjalani terapi tidak biasa yang menganggap istirahat bicara adalah kunci untuk menyelesaikan masalah kegagapan.

Saya bertemu dengan beberapa orang yang dirawat oleh seorang terapis dari Rusia. Dia menyatakan bahwa kegagapan adalah_akibat dari alat-alat bicara yang bekerja secara berlebihan, oleh karena itu dia menyuruh semua pasiennya untuk berhenti berbicara selama enam minggu. Setelah menjalani periode diam ini, pasien mulai mengucapkan kata-kata tunggal selama beberapa minggu pertama, diteruskan dengan frase pendek dan akhirnya kalimat lengkap.

Tidak perlu dikatakan, teknik ini gagal total saat stres sebenarnya muncul dan mengunci pita suara.
Sakit jelas merupakan penyebab stres. Penyanyi Country & Western Mel Tillis mulai bicara gagap sejak umur tiga tahun setelah ia menderita malaria dan kegagapan Winston Churchill dimulai saat dia sakit parah.


6. Stres Luar.

Stres semacam ini sering disebut “berita buruk.” Ini adalah jenis stres yang timbul saat kamu baru saja dipecat atau saat kamu mendengar bahwa saudaramu sakit parah atau saat mendengar bahwa mobilmu dicuri. Pasien sering melaporkan bahwa stres luar semacam ini berperan penting dalam kesulitan berbicara mereka.

Saya merawat pasien yang merespon teknik saya dengan sangat baik dan setelah menjalani terapi intensif selama beberapa hari dinyatakan bebas dari gejala gagap di segala situasi. Dia pulang ke rumahya di Ohio dengan penuh percaya diri akan kemampuannya dan yakin bahwa penerusan programnya akan memperkuat dan mengembangkan kebiasaan barunya.

Saat dia kembali, sayangnya, dia menemukan bahwa rumahnya baru saja dirampok dan dibakar. Stres Luarnya sangat besar sampai-sampai dia butuh enam minggu untuk memulihkan kembali kemampuannya untuk mengontrol kegagapannya.

Saya telah melihat pasien-pasien yang bekerja di dunia periklanan yang keras, yang dapat bicara lancar di segala situasi setelah perawatan, namun tidak dapat mengatasi stres luarnya yang diakibatkan oleh klien yang menuntut perubahan. Saya ingat pernah melihat seorang Art Director yang kemampuan bicaranya terus menurun sejalan dengan penolakan hasil karyanya oleh klien-klien besar.


7. Stres Kecepatan.

Mungkin bentuk stres yang paling umum adalah stres yang berhubungan dengan kecepatan bicara. Stres kecepatan bertanggung jawab atas awal terjadinya kegagapan pada anak-anak. Gagap yang dihasilkan oleh bicara terlalu cepat.

Hampir semua pasien ditemukan menderita stres ini sampai batas tertentu. Pada anak-anak yang masih sangat muda, stres karena kecepatan bicara adalah satu-satunya penyebab kegagapan. Saat mereka berbicara lebih lambat, bicara mereka menjadi lancar. Orang dewasa, di sisi lain, dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stres yang lain, oleh karena itu berbicara lambat-lambat tidak berpengaruh langsung kepada kelancaran bicara.

Bahkan, kebanyakan orang dewasa tidak memperhatikan jika mereka bicara terlalu cepat atau tidak. Memang, saat saya mengukur jumlah rata-rata kata yang mereka ucapkan dalam satu menit, saat bicara mereka lancar, jumlahnya berada dalam batas normal, yaitu sekitar 130 kata per menit; sebenarnya tidak masalah seberapa cepat mereka bicara namun seberapa cepat mereka mengucapkan kata pertama dalam setiap kalimat; yaitu, seberapa cepat mereka mulai berbicara.

Saat kecepatan yang ini diukur, ternyata kecepatannya empat kali lebih cepat dari orang biasa. Dengan kata lain, orang gagap, alih-alih berbicara dengan lambat dan santai, menyerang kata-kata mereka.

Saeorang pasien yang bicara gagap pada kata-kata pertamanya mengatakan bahwa alasan mengapa dia bicara dengan sangat cepat adalah karena dia “ingin segera pergi meninggalkan tempat kejadian perkara secepat mungkin.” Apa yang tidak dia sadari, tentu saja, bahwa keinginan ini malah menghasilkan stres kecepatan dan malah menciptakan halangan yang sebenarnya ingin dia hindari.


8. Stres Tingkat Dasar.

Ada enambelas otot di dalam dan di sekitar pita suara, dan jika seseorang meletakkan sebuah elektroda di dekat salah satu otot itu orang itu akan merasakan tekanan yang terjadi di situ. Tekanan ini terjadi sepanjang waktu dan gelombangnya sangat besar. Gelombang ini dihasilkan oleh dua hal.

Yang pertama adalah hormon dalam otak – yang, melalui efek kimia di dalam pusat otak kecil, telah terbukti secara dramatis dapat meningkatkan tekanan otot. Saat pasien melaporkan bahwa kemampuan bicara mereka semakin parah, dan tidak dapat menemukan alasan yang tepat, penjelasan yang biasanya diberikan adalah meningkatnya produksi hormon ini.

Penyebab kedua dari tekanan ini adalah berubahnya keadaan yang tadinya sama dalam jangka waktu lama di kehidupan seseorang. Mungkin pekerjaan baru, dengan atasan yang bertingkah seperti orangtua – seperangkat reaksi emosional yang secara tidak sadar menghancurkan kemampuan bicara. Atau pada pasangan, yang memutuskan untuk mengubah cara hidup, sehingga merusak hubungan yang tadinya terjaga baik – dapat menimbulkan ketidakstabilan yang menimbulkan rasa khawatir dan berefek negatif pada kemampuan bicara. Semua ini dapat terjadi meskipun kedua belah pihak sudah mengerti konsekuensi dari perubahan yang mereka rencanakan.

Jika kedua faktor pendukung ini timbul bersama-sama atau dikombinasikan dengan salah satu dari tujuh macan stres yang lain, stres total yang terjadi di pita suara dapat menggunung dan mengakibatkan pasien tidak dapat bicara sama sekali. Kasus ini dapat terlihat pada anak-anak yang diketahui mengidap Stres Tingkat Dasar. Para orangtua merasa sangat khawatir terhadap hasil tes ini dan melaporkan kalau anak-anak mereka sering dapat bicara tanpa gagap selama berminggu-minggu namun tiba-tiba suatu melam mereka sama sekali tidak bisa berbicara. Banyak anak-anak seperti ini dibawa ke kantor saya saat mereka sedang dapat berbicara. Para orangtua dengan cepat menmastikan kepada saya bahwa anak-anak mereka bicara gagap kadang-kadang sangat parah, dan dengan cara tertentu minta maaf karena kesulitan anak mereka.

Mereka menyatakan sangat lega dan merasa tidak begitu bersalah lagi setelah saya menjelaskan tentang Stres Tingkat Dasar kepada mereka.

Lanjut Ke Bab 5

0 BAB 3 - Agar Tidak Gagap Lagi

yoke | 20:23 | Be the first to comment!

STRES

Ada cukup alasan untuk menerima penjelasan psikologi atas penyebab kegagapan. Orang-orang gagap menyadari bahwa masalah mereka menjadi semakin buruk saat mereka sedang tertekan dan mereka mengatakan, sebagai contoh, bahwa pada saat mereka sedang sendiri dan tidak tertekan, mereka tidak mengalami kesulitan berbicara.

Orang-orang gagap telah menemui psikolog dan psikiater untuk menyembuhkan masalah mereka. Hasil yang tampak ternyata tidak memuaskan. Kegagapan itu jarang, jika memang pernah, tersembuhkan. Dan alasan yang biasa diberikan oleh para terapis itu adalah bahwa masalah kegagapan ini sudah tertanam sangat dalam, yang kebanyakan telah dimulai sejak umur dua sampai enam tahun, sehingga terapi yang intensif harus dilakukan bertahun-tahun untuk masuk ke akar masalah dan mengatasinya. Dan hal ini, sangat bertentangan dengan hasil tes psikologi yang menyatakan bahwa orang-orang gagap merupakan bagian yang representatif dari populasi orang-orang normal.

Salah seorang gagap yang saya temui telah menjalani tujuh belas tahun psikoterapi dengan total biaya sebanyak $85,000. Saya ingat mencatat di lembar evaluasi saya tentang pemuda ini, yang merupakan orang gagap paling well-adjusted yang pernah saya lihat.

Sampai hari ini, mitos menyatakan bahwa kegagapan adalah “masalah psikologi”. Setiap tahun orang-orang yang menamakan diri mereka ‘ahli’ menulis buku yang meyerukan fakta ini, artikel-artikel muncul di majalah dan koran secara terus-menerus yang tentu saja mendukung kepercayaan ini. Psikiater terus berusaha untuk merawat ribuan penderita gagap setiap tahun menggunakan teknik yang telah terbukti tidak cukup ampuh.
Freud tahu bahwa teknik-teknik ini tidak cukup ampuh. Di salah satu bukunya dia menulis, “Apapun sumber kegagapan, perawatan yang yang saya kembangkan tidaklah cukup. Oleh karena itu saya menolak untuk terlibat lebih jauh lagi.”

Tapi bagi saya cukup jelas bahwa keadaan stres mempengaruhi tekanan di pita suara. Saya membicarakan masalah ini dengan seorang psikiater yang mengambil obat-obatan dan rehabilitasi sebagai spesialisasinya, dan dia bercerita tentang sebuah penelitian di tahun 1953. Ternyata sebuah laboratorium telah didirikan di Jerman untuk mempelajari pergerakan psikologi atlet-atlet dunia, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan atletik seseorang. Sebagai bagian dari penelitian ini, para peneliti juga mempertimbangkan efek dari stres.

Penelitian menemukan bahwa para atlet ini akan mengejangkan ototnya saat stres, tapi yang lebih menarik, mereka memfokuskan kejangan ini di bagian-bagian tertentu dari tubuh mereka – umumnya otot di sekitar bahu, dinding perut, punggung bagian bawah, wajah dan tangan. Aksi ini lalu ditemukan sebagai aksi bawaan sejak lahir dan seringnya, meskipun tidak selalu, merupakan keturunan.

Ada juga otot-otot yang tidak umum, dan salah satunya, yang diderita oleh dua persen populasi dunia, adalah otot di pita suara. Penelitian lanjutan mengungkapkan bahwa seluruh penderita gagap termasuk ke dalam 2% populasi ini. Penderita gagap dilahirkan dengan kecenderungan untuk mengejangkan otot pita suara mereka saat mereka sedang stres.

Dalam penelitian ini seluruh tubuh pria dan wanita diperiksa, dan perbedaan jenis kelamin ditemukan berpengaruh. Contohnya, saat lima pria mengejangkan otot pita suara mereka, tiga orang wanita memusatkan pengejangan otot mereka di bagian dinding perut sebagai reaksi dari stres yang serupa.
Saya menunjukkan hasil penelitian ini kepada Ahli Penyakit Kemampuan Berbicara dan dia menyimpulkan bahwa rasio lima dibanding satu pengejangan pita suara untuk pria mirip dengan hasil penelitian terdahulunya tentang kegagapan.
Unconverted Image

0 BAB 2 - Agar Tidak Gagap Lagi

yoke | 20:22 | Be the first to comment!

PERBURUAN REFLEKS KEGAGAPAN

Bagaimana terkuncinya pita suara dapat menciptakan berbagai macan perjuangan-untuk-bicara? Ahli terapi bicara yang saya temui menyatakan bahwa perjuangan ini dapat dibagi menjadi tiga bagian: keragu-raguan (kadang disebut sebagai rintangan), pengulangan (kata-kata, bunyi, dan suku kata) dan perpanjangan (lagi-lagi, kata-kata atau suku kata). Tapi pengelompokkan ini sepertinya dapat berubah-ubah dan cenderung bertentangan dengan banyak bukti nyata yang saya amati. Apalagi, pengelompokan ini hanya berhubungan dengan aspek berbicara, tanpa menghiraukan aspek non-bicara.

Kebanyakan Ahli Penyakit Kemampuan Berbicara secara samar-samar mengkonsepkan kegagapan sebagai “ketidakorganisasian” dalam sistem pernafasan, pita suara, dan mekanisme pengucapan kata-kata. Namun bagaimanapun juga, dasar yang pasti dari ketidakorganisasian ini tidak pernah dijelaskan dan tidak ada penelitian yang diadakan untuk membuktikannya.

Mengapa, jika memang ada “ketidakorganisasian”, ia menghilang ketika si pasien mulai berbicara dengan keras kepada dirinya sendiri? Dan mengapa ia juga tidak muncul secara terus-menerus melainkan hanya pada kata-kata tertentu?

Setelah melihat hasil penelitian saya kembali, saya tetap percaya bahwa penyebab fisik dari bicara gagap terletak pada pita suara dan perilaku lain yang terlihat adalah reaksi dari penarikan pita suara. Tapi sebab persis dari reaksi ini masih membingungkan saya, sampai pada suatu hari, sebenarnya tanpa sengaja, saya menemukan jawabannya.

Ada sebuah pintu yang saya lewati setiap hari di kantor saya. Prasedur yang saya gunakan selalu sama. Saya mendekati pintu, meletakkan tangan di atas pegangan, memutarnya, menarik pintu sampai terbuka, berjalan melewati pintu, dan pintu itu akan secara otomatis tertutup di belakang saya. Cara ini selalu berhasil, saya selalu mengharapkannya berhasil, dan saya memang tidak pernah kecewa.

Tapi pada suatu hari pipa air kantor di lantai atas bocor, dan air meresap melalui atap kantor saya dan meresap ke pintu kayu. Pintu itu lalu melar dan nyangkut di kusennya tanpa sepengetahuan saya karena perubahannya sangat lambat sehingga saya tidak melihatnya.

Jadi saya berjalan menuju ke pintu, seperti yang telah saya lakukan selama bertahun-tahun, meletakkan tangan saya ke pegangannya, memutarnya, dan mulai menarik. Tapi pintunya tidak mau bergerak; pintunya macet. Reaksi pertama saya adalah menarik lebih kuat, tapi tetap tidak berhasil. Jadi saya menarik lebih keras lagi, sampai akhirnya, pintunya terbuka lebar.

Dua puluh menit kemudian, saya kembali ke pintu tadi dan lagi-lagi pintunya macet. Saya lalu menyentakkan pintu itu dengan paksa dan pintu itu terbuka.

Saat itu juga saya sadar bahwa saya baru saja mempelajari suatu kebiasaan. Saya telah belajar, dari sebuah percobaan, sekitar dua puluh menit sebelumnya, untuk dengan paksa menyentakkan pintu sampai terbuka. Saya telah belajar untuk berjuang.

Pintu yang melar ibaratnya sama dengan pita suara yang terkunci, dan tarikan yang saya lakukan sama dengan perilaku berjuang melawan kegagapan. Kenyataan bahwa perjuangan awal saya telah berhasil dengan sukses, yaitu, pintunya dapat terbuka, berarti saya telah diberi penghargaan untuk usaha saya dan oleh karena itu, saat saya menemui situasi yang sama saya akan berjuang lagi. Dan memang saya lakukan.
Berhubungan dengan kegagapan – John, berjuang untuk mengucapkan namanya (menarik pegangan pintu), setelah beberapa waktu berhasil mengucapkannya (pintunya dapat terbuka), dan usaha untuk mengucapkannya (mencoba membuka pintu), adalah penghargaan untuk perjuangan (melawan kegagapan) untuk mengucapkannya.

Sekarang saya mulai curiga bahwa semua kegagapan yang saya teliti ini ternyata dipelajari. Dan semua variasi yang saya temukan tidak lain hanyalah bentuk penghargaan yang mengesankan yang diberikan oleh beraneka ragam manusia karena telah berhasil mengatasi satu masalah inti yang sama, kejang pita suara. Disini, pada akhirnya, ditemukan refleks gagap. Semua perjuangan-untuk-berbicara sekarang dilihat sebagai refleks yang dipelajari.

Serpihan-serpihan puzzle mulai terlihat. Dari pengetahuan saya tentang anatomi dan psikologi alat-alat untuk berbicara saya tahu bahwa ada sebuah ujung saraf kecil di dalam pita suara yang tugasnya mendeteksi tekanan dan mengirim informasi ke otak. Saat tekanan dalam pita suara mengakibatkan penguncian, ujung saraf ini membuat pola kejut tertentu. Sekarang saya mulai mengerti bahwa saat pola kejut ini mencapai otak, otak akan memicu refleks gagap.

Untuk menanggapi tekanan ini (meskipun belum jelas), penderita gagap mengunci pita suaranya; karena hal ini adalah refleks bawaan dari lahir. Terkuncinya pita suara, oleh karena itu, memicu kegagapan, sebuah refleks yang dipelajari. Jadi disini ada dua refleks – yang satu dari lahir, yang lainnya dipelajari.
Saya bertanya kepada seorang rekan yang belajar psikologi apakah mungkin refleks yang kuat dan beragam seperti kegagapan itu dapat dipelajari. Ia menjawab dengan cara menunjukkan sebuah sel yang mulai belajar membelah diri dan mengatakan bahwa kebanyakan perilaku agresif dipelajari dengan tidak sadar. Perjuangan-untuk-bicara yang saya amati merupakan salah satu contoh kecil dibandingkan dengan membelah diri. Segala jenis perilaku yang mendatangkan keuntungan dapat dipelajari, dan dapat berbicara setelah melakukan perjuangan keras jelas merupakan imbalan yang pantas dan melatarbelakangi aksi mempelajari bicara gagap.

Rekan itu lalu mengatakan bahwa ada imbalan lain yang muncul di kebanyakan perilaku yang dipelajari dan ia mengira kasus ini terjadi pada orang-orang gagap – berkurangnya rasa khawatir. Apapun yang membuat seorang gagap tidak merasa khawatir untuk berbicara akan diberi imbalan dan dipelajari.
Saya ingat beberapa orang gagap mengatakan bahwa mereka lebih suka mencari kata-kata pengganti daripada bicara gagap. Saat mereka bicara tanpa sadar mereka memandang jauh ke depan sehingga mereka dapat mengendalikan pembicaraan dan menghindari kata-kata yang mereka takuti dan menggantinya dengan kata-kata lain yang dapat mereka ucapkan. Keberhasilan menghindari kata-kata yang menakutkan ini mengurangi kekhawatiran mereka, olah karena itu mereka memberi imbalan dan mempelajari perilaku ini. Aksi penghindaran kata-kata ini menjadi suatu refleks, sama seperti kegagapan mereka. Lebih jauh lagi, untuk menghindari kata-kata sulit seorang gagap membiasakan diri mereka melihat pembicaraan jauh ke depan, jadi perilaku ini juga menjadi refleks.

Saya menemukan bahwa refleks gagap, sebenarnya adalah empat refleks yang dipelajari. Yang pertama, gagap terang-terangan; kedua, penghindaran kata-kata; ketiga, penghindaran situasi; dan keempat, kebiasaan melihat percakapan jauh ke depan.


Lanjut Ke Bab 3

0 BAB 1 - Agar Tidak Gagap Lagi

yoke | 20:22 | Be the first to comment!


DITEMUKANNYA SEBAB FISIK

Sebenarnya kejadian itu tidak disengaja. Penemuan saya atas penyebab fisik kegagapan adalah salah satu hal yang tidak diharapkan terjadi namun ternyata malah berhasil mengubah arah kehidupan profesional saya. Saat itu tahun 1974, dan saya adalah Profesor Speech Science, yang membantu operasi untuk meningkatkan kemampuan bicara pasien yang terlahir dengan bibir sumbing. Saya menggunakan mesin bernama Sonograph. Sonograph adalah peralatan ultrasonik yang digunakan dokter kandungan dan digunakan pada permukaan perut untuk memeriksa janin.

Bagian dari Sonograph yang menyentuh permukaan kulit disebut ‘transducer’, namun dalam penelitian saya, saya menggunakan transducer di bagian samping leher untuk mempelajari pola gerakan tenggorokan di dalam sisi bibir pasien yang akan dioperasi. Pola-pola gerakan ini sangat penting untuk menempatkan donor jaringan – tempat di tenggorokan dimana akan ditaruh selembar tipis jaringan otot untuk menutup lubang di bagian atas mulut.

Saat seorang pasien bicara gagap, dengan Sonograph dapat diketahui dengan jelas bahwa tenggorokan mengerut dan menarik dengan paksa sebelum pasien berbicara. Pertama-tama penarikan terjadi lalu disusul dengan kegagapan. Peristiwa ini terjadi terus-menerus sehingga saya merasa harus berhenti dan memeriksa kejadian yang aneh ini.

Karena gagal menemukan penjelasan yang masuk akal, saya lalu memanggil Ahli Penyakit Kemampuan Bicara untuk menanyakan kalau-kalau dia tahu hubungan antara penarikan paksa di tenggorokan dan kegagapan yang saya teliti. Dia tidak tahu, katanya, karena Ahli Penyakit Kemampuan Bicara belum pernah bisa meneliti kerja tenggorokan saat orang berbicara. Alat untrasonik saya ternyata menghadirkan sesuatu yang baru.

Gembira akan kemungkinan menemukan penemuan baru, kami merencanakan untuk menemui beberapa orang gagap untuk diperiksa dengan alat ultrasonik. Dalam dua minggu, saya telah memeriksa lima – dan kelimanya menunjukkan pola penarikan yang sama.

Setelah ditegaskan akan ketidak-istimewaan penelitian awal saya, saya mulai menjalankan transducer secara sistematis di sepanjang sisi leher untuk melihat apakah kekuatan penarikan tenggorokan bervariasi di daerah vertikal. Jawabannya datang dengan cepat, di bagian leher yang lebih rendah, tarikan dari tenggorokan semakin kuat.

Tenggorokan berada di pangkal tenggorokan, atau di kotak suara, yang di dalamnya terdapat pita suara. Pita suara adalah dua jaringan otot kecil yang terletak membujur, masing-masing di setiap sisi kotak suara. Pangkal tenggorokan terletak di atas trakea (atau pipa angin) yang diluarnya dibungkus oleh jakun. Untuk berbicara, pita suara digerakkan oleh beberapa pasang ligaman otot sehingga mereka saling bersentuhan dengan lambut. Orang yang berbicara lalu membangun tekanan udara di bawahnya dengan cara mengeluarkan udara dari paru-paru. Saat tekanan udara sudah cukup kuat, ia akan mendorong pita suara sampai terpisah yang membuat mereka bergetar dan menghasilkan suara. Suara itu adalah bahan mentah untuk produksi kata; yang diubah menjadi suatu pembicaraan dengan cara menggerakkan bibir, rahang, gigi, langit-langit mulut dan alat-alat artikulasi lain.

Pada saat transducer dipakai di samping pangkal tenggorokan orang yang gagap, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi; pada saat sebelum kegagapan muncul, pita suara akan naik sedikit dan tiba-tiba bertabrakan dengan tarikan yang sangat kuat, lebih kuat dari tarikan manapun yang pernah terlihat di tenggorokan.

Disini, saya kira, adalah pusat dari semua aktivitas – pita suara – menekan dengan paksa bersama-sama. Dengan alasan-alasan tertentu, orang yang gagap menggunakan pita suara mereka dengan sangat kuat sampai-sampai udara yang dibutuhkan untuk berbicara tidak bisa lewat. Hal ini mengingatkan saya akan suatu fenomena kedokteran yang dikenal dengan nama kejang pangkal tenggorokan, peristiwa terkuncinya pita suara yang kadang terjadi setelah operasi. Dari pemeriksaan ultrasonik saya, terlihat bahwa orang yang gagap mengalami kejang pangkal tenggorokan singkat, tapi mengapa, saya tidak tahu.

Saya mengemukakan penjelasan yang pada saat itu terdengar aneh, tetapi selalu tampak pada setiap penelitian – yaitu, bahwa sumber dari semua kegagapan adalah terkuncinya pita-pita suara. Namun pada saat itu saya tidak mengerti apa hubungan antara tarikan paksa yang saya teliti dengan pita suara.
Saya mulai mengamati perilaku perjuangan pasien dengan lebih teliti. Sebagai contoh, beberapa pasien akan menghirup udara lewat mulut mereka dengan cepat sebelum mulai berbicara – semacam terengah-engah.

Mereka melaporkan bahwa melakukannya dapat memperlancar bicara. Selanjutnya terlihat mengapa begitu. Semakin cepat seseorang mengirup udara, pita suara akan membuka semakin lebar dan memungkinkan banyak udara lewat. Para pasien menggunakan gerakan pernafasan yang cepat ini untuk membuka lebar pita suara yang terkunci sehingga mereka dapat cepat-cepat berbicara sebelum pita suara terkunci lagi.

Serupa juga, pasien-pasien lain yang berbicara di akhir nafas mereka secara tidak sengaja menggunakan strategi lain untuk membuka pita suara yang terkunci. Ada akhir saraf di paru-paru yang mengandung banyak udara. Saat seseorang menarik nafas sebelum berbicara, saraf ini merasakan pengempisan pada paru-paru, dan mengirim pesan ke otak untuk melakukan penghelaan nafas. Sepasang otot di belakang kotak suara mulai memaksa pita suara untuk berpisah sebagai persiapan udara yang akan lewat. Seseorang tidak akan gagap jika sepasang otot dipaksa oleh otak untuk membuka pita suara.

Pasien-pasien lain mengatakan bahwa mereka dapat berbicara setelah menelan ludah . Selama menelan, secara refleks pita suara tertutup rapat untuk menghindari cairan atau makanan padat memasuki paru-paru, dan segera setelah menelan, sebagai bagian dari gerakan refleks yang sama, pita suara terbuka dengan paksa sehingga pernafasan bisa dimulai lagi. Para pasien ini telah menemukan dengan tidak sengaja bahwa jika mereka mulai berbicara segera setelah menelan, mereka akan berbicara tanpa gagap.

Perilaku orang-orang gagap itu kini menjadi masuk akal. Namun saya masih merasa bingung untuk memahami bagaimana tepatnya terkuncinya pita suara dapat menghasilkan berbagai macam perjuangan-untuk-berbicara yang saya amati
------------------------------

Lanjut Bab 2

0 Agar Tidak Gagap Lagi

yoke | 20:21 | Be the first to comment!

OLEH DR. MARTIN F. SCHWARTZ

SEBUAH CATATAN BAGI PEMBACA


Sembilan belas sembilan puluh delapan menandai hari jadi saya yang ke dua-puluh-enam dengan New York University Medical Center. Pada tahun-tahun ini saya telah menjalani dua kehidupan. Yang pertama adalah hubungan saya dengan Department of Surgery dan penelitian dasar atas cacat lahir, terutama yang berhubungan dengan bibir sumbing. Kehidupan kedua saya, yang muncul dari kehidupan pertama, dimulai dua puluh tahun yang lalu ketika tanpa sengaja saya menemukan penyebab fisik dari kegagapan dan mengembangkan cara penyembuhannya.

Lahirnya kehidupan kedua ini bukannya tanpa masalah. Ketika saya mulai memasuki kehidupan ini, rekan-rekan peneliti sudah menunggu, berkata bahwa kegagapan bukanlah daerah saya, dan saya harus tetap berada di jalur penelitian dasar, dan bahwa perawatan medis secara langsung adalah bentuk prostitusi yang akan menghancurkan seluruh karir saya.

Para dokter, di sisi yang lain, menuduh saya sebagai penganggu, dan saya seharusnya tetap tinggal di “menara gading” saya sendiri dan menyingkir dari “belalai” mereka. Mereka sangat serius bahkan sampai mengancam akan memproses masalah ini lewat hukum.

Saya mendengarkan kedua kelompok ini sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk maju terus. Saat saya lihat kembali, ternyata saya membuat keputusan yang benar, dan tahun-tahun berikutnya menjadi saksi dari revolusi pemahaman dan perawatan gagap – kesemuanya dimulai dari penemuan awal dari penyebab fisik kegagapan.

Selama saya bekerja dengan orang-orang gagap saya menemukan persamaan mereka. Tidak ada perbedaan dalam merawat pasien dari Perancis, Nigeria, Jepang atau Amerika. Kisah-kisah dan emosi yang terlihat ternyata sama.

Yang mengikuti selanjutnya adalah kumpulan pengalaman yang datang dari banyak pasien; pengalaman ini berisi cerita-cerita kehidupan orang-orang gagap; inilah mengapa saya merasa sangat terikat dengan masalah mereka dan alasan mengapa saya ingin terus bekerja dengan orang-orang gagap kapanpun saya bisa.
“Bayangkan ketika kamu kecil dan kamu bicara gagap kepada semua orang. Bukannya kamu ingin bicara gagap, tentu saja, kamu hanya tidak bisa menahannya. Hasilnya kamu jadi berusaha terlalu jauh untuk menghindari bicara gagap, dan saat melakukan hal itu, kamu menemukan bahwa orang-orang tidak memahamimu. Mereka menganggapmu orang yang tidak ramah, pemurung, penyendiri, dan pendiam.
Tapi kamu ingin sekali berbaur dengan orang-orang, kamu ingin bercerita banyak, dan pikiran tentang percakapan ini sangat luar biasa. Maka setiap malam sebelum kamu pergi tidur kamu berdoa agar masalah menjengkelkan ini menghilang. Tapi ternyata tidak.

Saat kecil kamu dipertemukan dengan seorang ahli yang mencoba menunjukkan cara-cara untuk berhenti bicara gagap atau paling tidak bicara gagap dengan cara yang tidak merendahkan. Saat kamu bersama mereka kamu bisa berhenti bicara gagap, tapi segera setelah kamu meninggalkan kantor mereka gagap ini kembali lagi, dan saran mereka, yang tadinya benar-benar berhasil, sekarang gagal total.

Kegagapan ini membuatmu merasa rendah, mempermalukanmu, dan menghancurkan harga dirimu. Bahkan sering kali, saat gagapmu sangat parah, seakan-akan menambah penghinaan pada rasa sakitmu, orang-orang menertawakanmu, memanggilmu bodoh, dan tidak menganggapmu penting sama sekali.

Di sekolah saat kamu punya pertanyaan, kamu tidak akan menanyakannya. Jika kamu harus menjawab tapi tidak bisa mengatakan jawaban yang benar kamu akan memberikan jawaban yang salah. Di kantin, kamu memesan apa yang bisa kamu ucapkan dan bukannya yang ingin kamu makan. Apapun untuk menghindari rasa malu.

Kamu jadi banyak belajar, dan karena kamu pintar, kamu mendapat nilai yang sangat memuaskan, selama nilai-nilai itu diperoleh dari tes-tes tertulis. Kamu hidup dalam ketakutan akan laporan lisan dan memohon kepada orangtuamu agar meminta gurumu mengijinkan untuk tidak mengerjakan tugas-tugas lisan. Beberapa guru memang cukup sensitif, dan membuat partisipasi dalam kelas lebih mudah. Guru-guru yang lain bersikeras bahwa cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memaksamu berpartisipasi – dan ingatan tentang mimpi buruk ini bertahan selama bertahun-tahun dan membuat usahamu memerangi kegagapan sia-sia, tidak hanya di kelas, tapi dimanapun juga.

Kamu ingin melanjutkan kuliah, tapi takut akan kemungkinan diwawancarai. Bahkan, segala jenis wawancara merupakan mimpi buruk. Karena inilah, menemukan pekerjaan menjadi sangat sulit dan kamu sangat beruntung jika dapat menemukan orang yang mau mempekerjakanmu tanpa melihat masalahmu.
Berkencan adalan siksaan yang lain; bahkan kemungkinan berkencan saja akan menimbulkan ketakutan bagimu. Tanda-tanda gagap yang pertama seakan-akan berpotensi untuk menghancurkan seluruh malam. Kadang-kadang kamu bertemu seseorang yang baik, seseorang yang sepertinya tidak terganggu dengan masalahmu, seseorang yang memandang jauh dari permukaan ke dalam diri orang lain. Saat-saat ini adalah saat-saat yang membahagiakan.

Semakin kamu bertambah tua kamu juga bertambah pandai, kamu belajar trik-trik untuk menghindari bicara gagap dan memilih pekerjaan yang bisa kamu lakukan tanpa merasa takut – seperti menjadi akuntan atau bekerja dengan mesin atau programmer komputer atau sopir truk – pokoknya segala pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri.

Orang tuamu menyerah. Mereka tidak lagi menyinggung penderitaanmu. Seakan-akan masalah ini tidak ada. Teman-teman dan kenalanmu juga melakukan hal yang sama. Konspirasi penyangkalan yang besar mulai terbentuk untuk melindungi dirimu dan diri mereka dari perlakuan yang terlalu menyakitkan.
Kamu mencoba alkohol dan obat terlarang karena kamu mendengar bahwa barang-barang ini kadang berhasil. Tapi tidak untukmu; mereka hanya membuat masalah semakin parah, dan kamupun berhenti. Kamu mencoba obat penenang, anti-convulsants, beta-blockers – segala jenis obat modern yang memberi kemungkinan dapat menolong. Tapi lagi-lagi tidak berhasil.

Kamu bergabung dalam kelompok self-help dengan orang-orang bermasalah sama, tetapi kamu seperti melihat dalam cermin. Kamu juga tidak bisa menghadapi orang-orang yang lebih parah dari dirimu; mereka seperti mununjukkan apa yang akan terjadi bila gagapmu bertambah buruk.
Untuk berkata bahwa gagap mempengaruhi hidupmu bukanlah pernyataan yang dilebih-lebihkan. Kegagapan ini telah merasuk dan menyebar ke dalam kehidupanmu dan diam-diam mengkontrol hidupmu sampai-sampai kamu bertanya apakah kehidupan seperti ini harus diteruskan.

Maka kamupun menyerah. Kamu berhenti mencari jawaban. Kamu bergabung dengan konspirasi penyangkalan dan menjadi anggota yang terhebat.”

Untungnya, cerita sedih ini kini menjadi masa lalu. Bukan hanya karena kita sudah memiliki teknik yang berhasil, tapi juga karena teknik ini berhasil dengan cepat, kadang-kadang dalam hitungan menit, dan gagap akan sepenuhnya terhenti. Kami telah menyempurnakan prosedur yang membuat teknik ini menjadi semacam kebiasaan, dan menciptakan lompatan yang jauh dalam menghilangkan rasa takut akan kegagapan.

Yang tidak kalah penting adalan harapan kami untuk masa depan. Rasanya sangat menjajikan. Penelitian baru telah menemukan cara kerja otak bagian dalam: pusat syaraf yang bertanggung jawab atas kegagapan telah ditemukan. Sangat dimungkinkan bahwa Abad ke-21 akan menyaksikan terciptanya obat penyembuh.

Tapi hingga saat itu tiba, kita dapat berhenti bicara gagap dengan teknik yang mudah dipelajari dan dapat, dengan waktu latihan yang relatif pendek, membuat kebiasaan baru yang bertahan lama.
Sangat jelas bahwa tidak seorangpun akan gagap lebih lama lagi!
-----------------------

Lanjut Ke Bab 1

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8

BAGIAN II

0 Mempercantik Popular Post

yoke | 03:34 | | Be the first to comment!




Popular Post dengan Slide ke Bawah


Tampilan widget yang biasa biasa aja pasti membosankan kan, baik bagi para pengunjung dan designer bloggernya pasti kurang puas. Solusinya adalah memberi tampilan indah pada widget kita.. emm


Widget yang akan saya rangkum sekarang adalah popular post, dimana entri yang kita tulis paling banyak dikunjungi oleh para pecinta ilmu online. Dengan tampilan slide widget nya yang kebawah, dan tampilan kotaknya yang pastinya pas untuk memperindah design blog para agan agan blogger.


Kelihatanya menarik kan. Banyak para sahabat blogger yang menyukai tampilan seperti ini, karena widget seperti ini selain simple juga menarik perhatian para sahabat sahabat yang berkunjung ke blog umak.

Langkah langkah menambahkanya adalah :
1. Login ke www.blogger.com, lalu sign in dengan akun kalian heb
2. Pilih salah satu blog jika blog umak banyak, kalau cuma satu aja lewati langkah ini
3. Pilih Tata Letak, dan akan tampil halaman seperti di bawah ini













4. Pilih Add widget ( Tambah Widget )












5. Scrool kebawah dan temukan HTML/JavaScript















6. Nah setelah itu tambahkan Script seperti di bawah ini :


<style type="text/css">
#rp_plus_img{height:385px;overflow:hidden;border:0;padding:6px 10px 14px 5px;background: transparant;}
#rp_plus_img ul{list-style-type:none;margin:0;padding:0}
#rp_plus_img li{border:solid 1px #585858; margin:0; padding:0; list-style:none;}
#rp_plus_img li{height:85px;padding:5px;list-style:none;}
#rp_plus_img a{color:#000;}
#rp_plus_img .news-title{display:block;font-weight:bold !important;margin-bottom:4px;font-size:12px;}
#rp_plus_img img{float:left;margin-right:14px;padding:4px;border:solid 1px #585858;width:65px;height:65px;}
</style>
<script type="text/javascript" src="http://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/1.4.2/jquery.min.js"></script>
<script type="text/javascript" src="http://permathicblog.googlecode.com/files/Slideshow%20Postingan.js"></script>
<script type="text/javascript">
var speed = 1500;
var pause = 3500;
$(document).ready(function(){
rpnewsticker();
interval = setInterval(rpnewsticker, pause);
});
</script>
<ul id="rp_plus_img">
<script style="text/javascript">
var numposts = 5;
var numchars = 20;
</script>
<script src="/feeds/posts/default?orderby=published&alt=json-in-script&callback=rpthumbnt"></script>
</ul>


7. Klik save ( simpan ), dan Lihat Blog untuk lihat hasilnya..

Jika umak kurang puas edit dan utak atik sendiri yah

salam sahabat blogger
Yoke

About Me

Blogger Indonesia yang berusaha membangun blog yang menarik yang semuanya berawal dari mimpi dan terus ingin berkarya untuk kebutuhan masa depan.....More About Me

Tanda tangan Untitled 1 Original Self Blog
Copyright © 2014 Yoke's Blog Article 2013 est - Contact me - About This Blog and Writter