BAB 4 - Agar Tidak Gagap Lagi

Unknown | 20:27 |

DELAPAN PEMICU PSIKOLOGIS

Karena stres selalu bertanggung jawab atas terkuncinya pita suara, saya bertanya kepada pasien saya tentang stres yang memicu gagap mereka. Saya mencari persamaan dan benang penghubung dari jawaban mereka. Daftar jenis-jenis stres disiapkan dan disodorkan kepada pasien-pasien gagap, dan jawaban mereka dikumpulkan. Dengan cara ini saya menemukan apa yang saya sebut sebagai delapan stres dasar bagi orang gagap.

1. Stres dalam keadaan tertentu.

Ketika saya bertanya kepada penderita gagap tentang situasi yang mereka anggap paling sulit, jawaban yang sering muncul adalah, “Saat bicara di telepon.” Lebih dari 80 persen penderita gagap dewasa mengatakan takut untuk menggunakan telepon. Saya menemui pemuda berusia sembilan-belas-tahun yang memberi contoh nyata stres ini. Pemuda ini, duduk di kantor saya dan menjawab semua pertanyaan saya dengan hampir tidak tergagap.

Seperti yang biasa saya lakukan dalam tes diagnosa, saya memintanya mengangkat telepon, menelepon pusat informasi, dan meminta nomor telepon Macy’s Department Store. Dia menolak. Saya memerintahkannya untuk menelepon, saya berkata bahwa ini adalah bagian penting dari evaluasi. Dia memohon kepada saya untuk tidak memaksanya menggunakan telepon. Dia mengaku telah berhenti menggunakan telepon selama bertahun-tahun dan bermimpi buruk tentang menggunakan telepon.

Stres dalam keadaan tertentu yang paling tidak biasa dialami oleh seorang pendeta yang takut berbicara di atas mimbar. Dia bicara gagap saat masih kecil, dan mengira sudah sembuh. Setelah menjadi pendeta, dia bergabung dengan jemaat kecil. Beberapa tahun setelah itu, dia ditempatkan di gereja baru dan pada Minggu pertamanya dia harus berkhotbah di depan 800 orang jemaat. Banyaknya jumlah penontong membuat dia lemas, pita suaranya terkunci, dan efek balik dari saraf pita suaranya memicu kembali kegagapan yang sudah tidak aktif selama bertahun-tahun.

Dia mulai meminum obat penenang, tapi dosis yang harus diminum agar obatnya bekerja menimbulkan efek samping. Dia memutuskan untuk meninggalkan gereja saat dokter menyuruhnya berhenti meminum obat penenang. Dia berbicara dengan uskupnya tentang keputusan itu, berkata bahwa kegagapan ini adalah tanda-tanda bahwa dia “tidak cocok” menjadi seorang pendeta. Uskup itu, seorang yang praktis, menyarankan agar dia menemui ahli terapi kesulitan bicara terlebih dulu.


2. Stres karena kata atau bunyi tertentu.

Kebanyakan orang gagap cenderung menghindari kata-kata tertentu dan sering mengeluh mereka bermasalah dengan bunyi/suara tertentu. Bentuk stres ini, seperti juga hampir semua stres lainnya, ternyata dipelajari. Meskipun begitu, stres ini mempunyai banyak variasi – penderita gagap dapat belajar untuk takut kepada bunyi apapun, dan ketakutan ini berubah secara berkala – yaitu seseorang dapat merasa takut pada bunyi “p” dan “t” selama satu tahun dan pada “b” dan “k” pada tahun berikutnya. Kadang seseorang dapat menghilangkan ketakutannya akan bunyi apapun di suatu hari namun pada hari berikutnya ketakutan itu datang lagi.

Yang lebih sering muncul adalah ketakutan akan kata tertentu. Hampir semua penderita gagap dewasa mengalami hal ini, takut mengucapkan beberapa kata-kata tertentu. Saya merawat seorang pengacara yang bicara gagap untuk hanya sekitar dua puluh kata saja. Dia menyiapkan daftar kata-kata itu dan kami berlatih mengucapkannya. Kesulitannya dapat diatasi setelah beberapa sesi latihan.

Seorang pasien lain bermasalah dalam mengucapkan nama depannya. Dia lalu mengubah namanya secara hukum dengan nama lain yang dapat ia ucapkan dengan mudah – namun dia mulai gagap mengucapkan nama barunya. Ketika dia menemui saya, dia bahkan tidak bisa mengucapkan nama barunya itu. Saya menyemangatinya untuk terus mencoba berusaha meskipun dia mengalami kesulitan yang besar. Saya mencatat rentang waktu usahanya. Halangan ini berlangsung selama dua menit dan tiga puluh delapan detik – selama dua menit dan tiga puluh delapan detik orang ini hanya diam dan berusaha sekuat tenaga, hanya disela oleh keperluannya untuk menghela nafas. Kelegaannya akhirnya muncul saat ia berhasil menyebutkan namanya: David.

Seorang pasien lain mengaku sering berbohong ketika ditanya, “Dimana kamu tinggal?” karena dia tidak bisa mengucapkan Westport. Dan banyak pasien menyatakan sering memberi jawaban yang salah di kelas karena mereka tidak bisa mengucapkan jawaban yang benar – padahal mereka harus mengatakan sesuatu. Seorang pasien memberitahu saya bahwa umurnya dua-puluh delapan dengan mengatakan “setahun setelah dua-puluh tujuh.” Dan banyak pasien mengeluh bahwa mereka sering makan makanan yang tidak mereka inginkan di restoran hanya karena mereka tidak bisa melafalkan nama makanan yang mereka inginkan.

Kata-kata pengganti, sebaik apapun, terasa aneh dan kadang-kadang membingungkan dan memalukan. Hal ini disebabkan oleh stres karena kata atau bunyi tertentu.


3. Stres Sosok Otoriter.

Banyak pasien melaporkan mengalami kesulitan bicara dengan orang-orang yang dijabarkan sebagai sosok otoriter. Mereka dilaporkan mengalami kesulitan saat berbicara dengan atasan atau guru atau saat diwawancarai.
Seorang pasien bercerita, suatu hari dia diminta berhenti oleh polisi karena mengebut. Dia harus menjalani tes untuk melihat apakah dia mabuk atau tidak karena dia tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari polisi.

Sedangkan pasien lain mengatakan bahwa pada saat sekolah semua pertanyaan dan jawaban untuk gurunya ditulis di kertas dan dibacakan keras-keras oleh teman sekelasnya.

Pada dasarnya semua pasien mengaku bahwa mereka bicara gagap hanya dengan orang-orang tertentu, misalnya, dengan orangtua. Sering kali, orangtua, yang menemukan anak-anaknya bicara gagap di rumah meminta ahli terapi bicara di sekolah untuk menyembuhkan anak mereka. Namun saat anak tersebut muncul di hadapan si ahli terapi, tidak ada tanda-tanda kegagapan. Apa yang tidak diperhitungkan oleh ahli terapi ini adalah fakta bahwa si anak hanya gagap saat dihadapkan dengan sosok otoriter orangtua sedangkan di kesempatan lain, kegagapan tidak muncul.

Seorang pemuda yang pernah saya temui tidak pernah bicara gagap dengan tunangannya tapi hanya gagap saat bicara dengan ayahnya, tidak dengan ibunya, hanya ayahnya.

Seorang pasien lain menyatakan bahwa dia tidak pernah bicara gagap dengan rekan kerjanya sampai rekannya itu mendapat promosi dan menjadi pengawasnya. Dia kini berhadapan dengan orang berotoritas dan hal ini menimbulkan stres yang mengakibatkan kegagapan.


4. Stres Karena Ketidakyakinan.

Pasien kadang menemui kesulitan bicara saat mereka merasa tidak yakin akan cara bersikap yang benar – contohnya, di tempat yang tidak dikenal seperti lingkungan baru atau tempat kerja baru atau menemui orang-orang baru. Stres ini juga dapat muncul saat seseorang tidak yakin bagaimana cara mengucapkan suatu kata dengan benar.

Stres karena ketidakyakinan menjadi stres yang paling sulit bagi seseorang yang sedang belajar bahasa asing. Ada banyak sumber ketidakyakinan disini. Yang pertama adalah ketidakyakinan akan cara pelafalan, kedua, karena perbendaharaan kata, dan ketiga, grammar. Tidak mengherankan kalau banyak pasien mengaku bicara gagap saat mengucapkan hampir semua kata dalam bahasa asing tersebut.


5. Stres Fisik.

Penderita gagap melaporkan kalau mereka mengalami kesulitan berbicara saat mereka sakit atau capek. Memang, di Eropa pada abad ke-19 sebuah sekolah terapi mengatakan bahwa penyebab utama kegagapan adalah kurang tidur. Oleh karena itu, pasien diharuskan tidur selama 14 jam sehari – untuk perawatan. Beberapa terapis percaya bahwa hanya bagian tertentu dari tubuh, biasanya lidah, yang mengalami kecapekan, dan sebuah alat lalu diciptakan untuk menyangga lidah yang “capek”. Biasanya dibuat dari emas atau gading, dipakai di rongga mulut, alat ini berfungsi sebagai pemilah dan, hasilnya, menghentikan gagap sementara. Namun setelah beberapa hari, kegagapan ini kembali lagi dengan intensitas seperti semula.
Namun seseorang tidak harus kembali ke abad ke-19 untuk menjalani terapi tidak biasa yang menganggap istirahat bicara adalah kunci untuk menyelesaikan masalah kegagapan.

Saya bertemu dengan beberapa orang yang dirawat oleh seorang terapis dari Rusia. Dia menyatakan bahwa kegagapan adalah_akibat dari alat-alat bicara yang bekerja secara berlebihan, oleh karena itu dia menyuruh semua pasiennya untuk berhenti berbicara selama enam minggu. Setelah menjalani periode diam ini, pasien mulai mengucapkan kata-kata tunggal selama beberapa minggu pertama, diteruskan dengan frase pendek dan akhirnya kalimat lengkap.

Tidak perlu dikatakan, teknik ini gagal total saat stres sebenarnya muncul dan mengunci pita suara.
Sakit jelas merupakan penyebab stres. Penyanyi Country & Western Mel Tillis mulai bicara gagap sejak umur tiga tahun setelah ia menderita malaria dan kegagapan Winston Churchill dimulai saat dia sakit parah.


6. Stres Luar.

Stres semacam ini sering disebut “berita buruk.” Ini adalah jenis stres yang timbul saat kamu baru saja dipecat atau saat kamu mendengar bahwa saudaramu sakit parah atau saat mendengar bahwa mobilmu dicuri. Pasien sering melaporkan bahwa stres luar semacam ini berperan penting dalam kesulitan berbicara mereka.

Saya merawat pasien yang merespon teknik saya dengan sangat baik dan setelah menjalani terapi intensif selama beberapa hari dinyatakan bebas dari gejala gagap di segala situasi. Dia pulang ke rumahya di Ohio dengan penuh percaya diri akan kemampuannya dan yakin bahwa penerusan programnya akan memperkuat dan mengembangkan kebiasaan barunya.

Saat dia kembali, sayangnya, dia menemukan bahwa rumahnya baru saja dirampok dan dibakar. Stres Luarnya sangat besar sampai-sampai dia butuh enam minggu untuk memulihkan kembali kemampuannya untuk mengontrol kegagapannya.

Saya telah melihat pasien-pasien yang bekerja di dunia periklanan yang keras, yang dapat bicara lancar di segala situasi setelah perawatan, namun tidak dapat mengatasi stres luarnya yang diakibatkan oleh klien yang menuntut perubahan. Saya ingat pernah melihat seorang Art Director yang kemampuan bicaranya terus menurun sejalan dengan penolakan hasil karyanya oleh klien-klien besar.


7. Stres Kecepatan.

Mungkin bentuk stres yang paling umum adalah stres yang berhubungan dengan kecepatan bicara. Stres kecepatan bertanggung jawab atas awal terjadinya kegagapan pada anak-anak. Gagap yang dihasilkan oleh bicara terlalu cepat.

Hampir semua pasien ditemukan menderita stres ini sampai batas tertentu. Pada anak-anak yang masih sangat muda, stres karena kecepatan bicara adalah satu-satunya penyebab kegagapan. Saat mereka berbicara lebih lambat, bicara mereka menjadi lancar. Orang dewasa, di sisi lain, dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stres yang lain, oleh karena itu berbicara lambat-lambat tidak berpengaruh langsung kepada kelancaran bicara.

Bahkan, kebanyakan orang dewasa tidak memperhatikan jika mereka bicara terlalu cepat atau tidak. Memang, saat saya mengukur jumlah rata-rata kata yang mereka ucapkan dalam satu menit, saat bicara mereka lancar, jumlahnya berada dalam batas normal, yaitu sekitar 130 kata per menit; sebenarnya tidak masalah seberapa cepat mereka bicara namun seberapa cepat mereka mengucapkan kata pertama dalam setiap kalimat; yaitu, seberapa cepat mereka mulai berbicara.

Saat kecepatan yang ini diukur, ternyata kecepatannya empat kali lebih cepat dari orang biasa. Dengan kata lain, orang gagap, alih-alih berbicara dengan lambat dan santai, menyerang kata-kata mereka.

Saeorang pasien yang bicara gagap pada kata-kata pertamanya mengatakan bahwa alasan mengapa dia bicara dengan sangat cepat adalah karena dia “ingin segera pergi meninggalkan tempat kejadian perkara secepat mungkin.” Apa yang tidak dia sadari, tentu saja, bahwa keinginan ini malah menghasilkan stres kecepatan dan malah menciptakan halangan yang sebenarnya ingin dia hindari.


8. Stres Tingkat Dasar.

Ada enambelas otot di dalam dan di sekitar pita suara, dan jika seseorang meletakkan sebuah elektroda di dekat salah satu otot itu orang itu akan merasakan tekanan yang terjadi di situ. Tekanan ini terjadi sepanjang waktu dan gelombangnya sangat besar. Gelombang ini dihasilkan oleh dua hal.

Yang pertama adalah hormon dalam otak – yang, melalui efek kimia di dalam pusat otak kecil, telah terbukti secara dramatis dapat meningkatkan tekanan otot. Saat pasien melaporkan bahwa kemampuan bicara mereka semakin parah, dan tidak dapat menemukan alasan yang tepat, penjelasan yang biasanya diberikan adalah meningkatnya produksi hormon ini.

Penyebab kedua dari tekanan ini adalah berubahnya keadaan yang tadinya sama dalam jangka waktu lama di kehidupan seseorang. Mungkin pekerjaan baru, dengan atasan yang bertingkah seperti orangtua – seperangkat reaksi emosional yang secara tidak sadar menghancurkan kemampuan bicara. Atau pada pasangan, yang memutuskan untuk mengubah cara hidup, sehingga merusak hubungan yang tadinya terjaga baik – dapat menimbulkan ketidakstabilan yang menimbulkan rasa khawatir dan berefek negatif pada kemampuan bicara. Semua ini dapat terjadi meskipun kedua belah pihak sudah mengerti konsekuensi dari perubahan yang mereka rencanakan.

Jika kedua faktor pendukung ini timbul bersama-sama atau dikombinasikan dengan salah satu dari tujuh macan stres yang lain, stres total yang terjadi di pita suara dapat menggunung dan mengakibatkan pasien tidak dapat bicara sama sekali. Kasus ini dapat terlihat pada anak-anak yang diketahui mengidap Stres Tingkat Dasar. Para orangtua merasa sangat khawatir terhadap hasil tes ini dan melaporkan kalau anak-anak mereka sering dapat bicara tanpa gagap selama berminggu-minggu namun tiba-tiba suatu melam mereka sama sekali tidak bisa berbicara. Banyak anak-anak seperti ini dibawa ke kantor saya saat mereka sedang dapat berbicara. Para orangtua dengan cepat menmastikan kepada saya bahwa anak-anak mereka bicara gagap kadang-kadang sangat parah, dan dengan cara tertentu minta maaf karena kesulitan anak mereka.

Mereka menyatakan sangat lega dan merasa tidak begitu bersalah lagi setelah saya menjelaskan tentang Stres Tingkat Dasar kepada mereka.

Lanjut Ke Bab 5

Kode Smiley Untuk Komentar


:a :b :c :d :e :f :g :h :i :j :k :l :m :n :o :p :q :r :s :t
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

About Me

Blogger Indonesia yang berusaha membangun blog yang menarik yang semuanya berawal dari mimpi dan terus ingin berkarya untuk kebutuhan masa depan.....More About Me

Tanda tangan Untitled 1 Original Self Blog
Copyright © 2014 Yoke's Blog Article 2013 est - Contact me - About This Blog and Writter
Related Posts with Thumbnails