Agar Tidak Gagap Lagi

Unknown | 20:21 |

OLEH DR. MARTIN F. SCHWARTZ

SEBUAH CATATAN BAGI PEMBACA


Sembilan belas sembilan puluh delapan menandai hari jadi saya yang ke dua-puluh-enam dengan New York University Medical Center. Pada tahun-tahun ini saya telah menjalani dua kehidupan. Yang pertama adalah hubungan saya dengan Department of Surgery dan penelitian dasar atas cacat lahir, terutama yang berhubungan dengan bibir sumbing. Kehidupan kedua saya, yang muncul dari kehidupan pertama, dimulai dua puluh tahun yang lalu ketika tanpa sengaja saya menemukan penyebab fisik dari kegagapan dan mengembangkan cara penyembuhannya.

Lahirnya kehidupan kedua ini bukannya tanpa masalah. Ketika saya mulai memasuki kehidupan ini, rekan-rekan peneliti sudah menunggu, berkata bahwa kegagapan bukanlah daerah saya, dan saya harus tetap berada di jalur penelitian dasar, dan bahwa perawatan medis secara langsung adalah bentuk prostitusi yang akan menghancurkan seluruh karir saya.

Para dokter, di sisi yang lain, menuduh saya sebagai penganggu, dan saya seharusnya tetap tinggal di “menara gading” saya sendiri dan menyingkir dari “belalai” mereka. Mereka sangat serius bahkan sampai mengancam akan memproses masalah ini lewat hukum.

Saya mendengarkan kedua kelompok ini sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk maju terus. Saat saya lihat kembali, ternyata saya membuat keputusan yang benar, dan tahun-tahun berikutnya menjadi saksi dari revolusi pemahaman dan perawatan gagap – kesemuanya dimulai dari penemuan awal dari penyebab fisik kegagapan.

Selama saya bekerja dengan orang-orang gagap saya menemukan persamaan mereka. Tidak ada perbedaan dalam merawat pasien dari Perancis, Nigeria, Jepang atau Amerika. Kisah-kisah dan emosi yang terlihat ternyata sama.

Yang mengikuti selanjutnya adalah kumpulan pengalaman yang datang dari banyak pasien; pengalaman ini berisi cerita-cerita kehidupan orang-orang gagap; inilah mengapa saya merasa sangat terikat dengan masalah mereka dan alasan mengapa saya ingin terus bekerja dengan orang-orang gagap kapanpun saya bisa.
“Bayangkan ketika kamu kecil dan kamu bicara gagap kepada semua orang. Bukannya kamu ingin bicara gagap, tentu saja, kamu hanya tidak bisa menahannya. Hasilnya kamu jadi berusaha terlalu jauh untuk menghindari bicara gagap, dan saat melakukan hal itu, kamu menemukan bahwa orang-orang tidak memahamimu. Mereka menganggapmu orang yang tidak ramah, pemurung, penyendiri, dan pendiam.
Tapi kamu ingin sekali berbaur dengan orang-orang, kamu ingin bercerita banyak, dan pikiran tentang percakapan ini sangat luar biasa. Maka setiap malam sebelum kamu pergi tidur kamu berdoa agar masalah menjengkelkan ini menghilang. Tapi ternyata tidak.

Saat kecil kamu dipertemukan dengan seorang ahli yang mencoba menunjukkan cara-cara untuk berhenti bicara gagap atau paling tidak bicara gagap dengan cara yang tidak merendahkan. Saat kamu bersama mereka kamu bisa berhenti bicara gagap, tapi segera setelah kamu meninggalkan kantor mereka gagap ini kembali lagi, dan saran mereka, yang tadinya benar-benar berhasil, sekarang gagal total.

Kegagapan ini membuatmu merasa rendah, mempermalukanmu, dan menghancurkan harga dirimu. Bahkan sering kali, saat gagapmu sangat parah, seakan-akan menambah penghinaan pada rasa sakitmu, orang-orang menertawakanmu, memanggilmu bodoh, dan tidak menganggapmu penting sama sekali.

Di sekolah saat kamu punya pertanyaan, kamu tidak akan menanyakannya. Jika kamu harus menjawab tapi tidak bisa mengatakan jawaban yang benar kamu akan memberikan jawaban yang salah. Di kantin, kamu memesan apa yang bisa kamu ucapkan dan bukannya yang ingin kamu makan. Apapun untuk menghindari rasa malu.

Kamu jadi banyak belajar, dan karena kamu pintar, kamu mendapat nilai yang sangat memuaskan, selama nilai-nilai itu diperoleh dari tes-tes tertulis. Kamu hidup dalam ketakutan akan laporan lisan dan memohon kepada orangtuamu agar meminta gurumu mengijinkan untuk tidak mengerjakan tugas-tugas lisan. Beberapa guru memang cukup sensitif, dan membuat partisipasi dalam kelas lebih mudah. Guru-guru yang lain bersikeras bahwa cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memaksamu berpartisipasi – dan ingatan tentang mimpi buruk ini bertahan selama bertahun-tahun dan membuat usahamu memerangi kegagapan sia-sia, tidak hanya di kelas, tapi dimanapun juga.

Kamu ingin melanjutkan kuliah, tapi takut akan kemungkinan diwawancarai. Bahkan, segala jenis wawancara merupakan mimpi buruk. Karena inilah, menemukan pekerjaan menjadi sangat sulit dan kamu sangat beruntung jika dapat menemukan orang yang mau mempekerjakanmu tanpa melihat masalahmu.
Berkencan adalan siksaan yang lain; bahkan kemungkinan berkencan saja akan menimbulkan ketakutan bagimu. Tanda-tanda gagap yang pertama seakan-akan berpotensi untuk menghancurkan seluruh malam. Kadang-kadang kamu bertemu seseorang yang baik, seseorang yang sepertinya tidak terganggu dengan masalahmu, seseorang yang memandang jauh dari permukaan ke dalam diri orang lain. Saat-saat ini adalah saat-saat yang membahagiakan.

Semakin kamu bertambah tua kamu juga bertambah pandai, kamu belajar trik-trik untuk menghindari bicara gagap dan memilih pekerjaan yang bisa kamu lakukan tanpa merasa takut – seperti menjadi akuntan atau bekerja dengan mesin atau programmer komputer atau sopir truk – pokoknya segala pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri.

Orang tuamu menyerah. Mereka tidak lagi menyinggung penderitaanmu. Seakan-akan masalah ini tidak ada. Teman-teman dan kenalanmu juga melakukan hal yang sama. Konspirasi penyangkalan yang besar mulai terbentuk untuk melindungi dirimu dan diri mereka dari perlakuan yang terlalu menyakitkan.
Kamu mencoba alkohol dan obat terlarang karena kamu mendengar bahwa barang-barang ini kadang berhasil. Tapi tidak untukmu; mereka hanya membuat masalah semakin parah, dan kamupun berhenti. Kamu mencoba obat penenang, anti-convulsants, beta-blockers – segala jenis obat modern yang memberi kemungkinan dapat menolong. Tapi lagi-lagi tidak berhasil.

Kamu bergabung dalam kelompok self-help dengan orang-orang bermasalah sama, tetapi kamu seperti melihat dalam cermin. Kamu juga tidak bisa menghadapi orang-orang yang lebih parah dari dirimu; mereka seperti mununjukkan apa yang akan terjadi bila gagapmu bertambah buruk.
Untuk berkata bahwa gagap mempengaruhi hidupmu bukanlah pernyataan yang dilebih-lebihkan. Kegagapan ini telah merasuk dan menyebar ke dalam kehidupanmu dan diam-diam mengkontrol hidupmu sampai-sampai kamu bertanya apakah kehidupan seperti ini harus diteruskan.

Maka kamupun menyerah. Kamu berhenti mencari jawaban. Kamu bergabung dengan konspirasi penyangkalan dan menjadi anggota yang terhebat.”

Untungnya, cerita sedih ini kini menjadi masa lalu. Bukan hanya karena kita sudah memiliki teknik yang berhasil, tapi juga karena teknik ini berhasil dengan cepat, kadang-kadang dalam hitungan menit, dan gagap akan sepenuhnya terhenti. Kami telah menyempurnakan prosedur yang membuat teknik ini menjadi semacam kebiasaan, dan menciptakan lompatan yang jauh dalam menghilangkan rasa takut akan kegagapan.

Yang tidak kalah penting adalan harapan kami untuk masa depan. Rasanya sangat menjajikan. Penelitian baru telah menemukan cara kerja otak bagian dalam: pusat syaraf yang bertanggung jawab atas kegagapan telah ditemukan. Sangat dimungkinkan bahwa Abad ke-21 akan menyaksikan terciptanya obat penyembuh.

Tapi hingga saat itu tiba, kita dapat berhenti bicara gagap dengan teknik yang mudah dipelajari dan dapat, dengan waktu latihan yang relatif pendek, membuat kebiasaan baru yang bertahan lama.
Sangat jelas bahwa tidak seorangpun akan gagap lebih lama lagi!
-----------------------

Lanjut Ke Bab 1

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8

BAGIAN II

Kode Smiley Untuk Komentar


:a :b :c :d :e :f :g :h :i :j :k :l :m :n :o :p :q :r :s :t
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

About Me

Blogger Indonesia yang berusaha membangun blog yang menarik yang semuanya berawal dari mimpi dan terus ingin berkarya untuk kebutuhan masa depan.....More About Me

Tanda tangan Untitled 1 Original Self Blog
Copyright © 2014 Yoke's Blog Article 2013 est - Contact me - About This Blog and Writter
Related Posts with Thumbnails