BAB 1 - Agar Tidak Gagap Lagi

Unknown | 20:22 |


DITEMUKANNYA SEBAB FISIK

Sebenarnya kejadian itu tidak disengaja. Penemuan saya atas penyebab fisik kegagapan adalah salah satu hal yang tidak diharapkan terjadi namun ternyata malah berhasil mengubah arah kehidupan profesional saya. Saat itu tahun 1974, dan saya adalah Profesor Speech Science, yang membantu operasi untuk meningkatkan kemampuan bicara pasien yang terlahir dengan bibir sumbing. Saya menggunakan mesin bernama Sonograph. Sonograph adalah peralatan ultrasonik yang digunakan dokter kandungan dan digunakan pada permukaan perut untuk memeriksa janin.

Bagian dari Sonograph yang menyentuh permukaan kulit disebut ‘transducer’, namun dalam penelitian saya, saya menggunakan transducer di bagian samping leher untuk mempelajari pola gerakan tenggorokan di dalam sisi bibir pasien yang akan dioperasi. Pola-pola gerakan ini sangat penting untuk menempatkan donor jaringan – tempat di tenggorokan dimana akan ditaruh selembar tipis jaringan otot untuk menutup lubang di bagian atas mulut.

Saat seorang pasien bicara gagap, dengan Sonograph dapat diketahui dengan jelas bahwa tenggorokan mengerut dan menarik dengan paksa sebelum pasien berbicara. Pertama-tama penarikan terjadi lalu disusul dengan kegagapan. Peristiwa ini terjadi terus-menerus sehingga saya merasa harus berhenti dan memeriksa kejadian yang aneh ini.

Karena gagal menemukan penjelasan yang masuk akal, saya lalu memanggil Ahli Penyakit Kemampuan Bicara untuk menanyakan kalau-kalau dia tahu hubungan antara penarikan paksa di tenggorokan dan kegagapan yang saya teliti. Dia tidak tahu, katanya, karena Ahli Penyakit Kemampuan Bicara belum pernah bisa meneliti kerja tenggorokan saat orang berbicara. Alat untrasonik saya ternyata menghadirkan sesuatu yang baru.

Gembira akan kemungkinan menemukan penemuan baru, kami merencanakan untuk menemui beberapa orang gagap untuk diperiksa dengan alat ultrasonik. Dalam dua minggu, saya telah memeriksa lima – dan kelimanya menunjukkan pola penarikan yang sama.

Setelah ditegaskan akan ketidak-istimewaan penelitian awal saya, saya mulai menjalankan transducer secara sistematis di sepanjang sisi leher untuk melihat apakah kekuatan penarikan tenggorokan bervariasi di daerah vertikal. Jawabannya datang dengan cepat, di bagian leher yang lebih rendah, tarikan dari tenggorokan semakin kuat.

Tenggorokan berada di pangkal tenggorokan, atau di kotak suara, yang di dalamnya terdapat pita suara. Pita suara adalah dua jaringan otot kecil yang terletak membujur, masing-masing di setiap sisi kotak suara. Pangkal tenggorokan terletak di atas trakea (atau pipa angin) yang diluarnya dibungkus oleh jakun. Untuk berbicara, pita suara digerakkan oleh beberapa pasang ligaman otot sehingga mereka saling bersentuhan dengan lambut. Orang yang berbicara lalu membangun tekanan udara di bawahnya dengan cara mengeluarkan udara dari paru-paru. Saat tekanan udara sudah cukup kuat, ia akan mendorong pita suara sampai terpisah yang membuat mereka bergetar dan menghasilkan suara. Suara itu adalah bahan mentah untuk produksi kata; yang diubah menjadi suatu pembicaraan dengan cara menggerakkan bibir, rahang, gigi, langit-langit mulut dan alat-alat artikulasi lain.

Pada saat transducer dipakai di samping pangkal tenggorokan orang yang gagap, sesuatu yang tidak diharapkan terjadi; pada saat sebelum kegagapan muncul, pita suara akan naik sedikit dan tiba-tiba bertabrakan dengan tarikan yang sangat kuat, lebih kuat dari tarikan manapun yang pernah terlihat di tenggorokan.

Disini, saya kira, adalah pusat dari semua aktivitas – pita suara – menekan dengan paksa bersama-sama. Dengan alasan-alasan tertentu, orang yang gagap menggunakan pita suara mereka dengan sangat kuat sampai-sampai udara yang dibutuhkan untuk berbicara tidak bisa lewat. Hal ini mengingatkan saya akan suatu fenomena kedokteran yang dikenal dengan nama kejang pangkal tenggorokan, peristiwa terkuncinya pita suara yang kadang terjadi setelah operasi. Dari pemeriksaan ultrasonik saya, terlihat bahwa orang yang gagap mengalami kejang pangkal tenggorokan singkat, tapi mengapa, saya tidak tahu.

Saya mengemukakan penjelasan yang pada saat itu terdengar aneh, tetapi selalu tampak pada setiap penelitian – yaitu, bahwa sumber dari semua kegagapan adalah terkuncinya pita-pita suara. Namun pada saat itu saya tidak mengerti apa hubungan antara tarikan paksa yang saya teliti dengan pita suara.
Saya mulai mengamati perilaku perjuangan pasien dengan lebih teliti. Sebagai contoh, beberapa pasien akan menghirup udara lewat mulut mereka dengan cepat sebelum mulai berbicara – semacam terengah-engah.

Mereka melaporkan bahwa melakukannya dapat memperlancar bicara. Selanjutnya terlihat mengapa begitu. Semakin cepat seseorang mengirup udara, pita suara akan membuka semakin lebar dan memungkinkan banyak udara lewat. Para pasien menggunakan gerakan pernafasan yang cepat ini untuk membuka lebar pita suara yang terkunci sehingga mereka dapat cepat-cepat berbicara sebelum pita suara terkunci lagi.

Serupa juga, pasien-pasien lain yang berbicara di akhir nafas mereka secara tidak sengaja menggunakan strategi lain untuk membuka pita suara yang terkunci. Ada akhir saraf di paru-paru yang mengandung banyak udara. Saat seseorang menarik nafas sebelum berbicara, saraf ini merasakan pengempisan pada paru-paru, dan mengirim pesan ke otak untuk melakukan penghelaan nafas. Sepasang otot di belakang kotak suara mulai memaksa pita suara untuk berpisah sebagai persiapan udara yang akan lewat. Seseorang tidak akan gagap jika sepasang otot dipaksa oleh otak untuk membuka pita suara.

Pasien-pasien lain mengatakan bahwa mereka dapat berbicara setelah menelan ludah . Selama menelan, secara refleks pita suara tertutup rapat untuk menghindari cairan atau makanan padat memasuki paru-paru, dan segera setelah menelan, sebagai bagian dari gerakan refleks yang sama, pita suara terbuka dengan paksa sehingga pernafasan bisa dimulai lagi. Para pasien ini telah menemukan dengan tidak sengaja bahwa jika mereka mulai berbicara segera setelah menelan, mereka akan berbicara tanpa gagap.

Perilaku orang-orang gagap itu kini menjadi masuk akal. Namun saya masih merasa bingung untuk memahami bagaimana tepatnya terkuncinya pita suara dapat menghasilkan berbagai macam perjuangan-untuk-berbicara yang saya amati
------------------------------

Lanjut Bab 2

Kode Smiley Untuk Komentar


:a :b :c :d :e :f :g :h :i :j :k :l :m :n :o :p :q :r :s :t
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

About Me

Blogger Indonesia yang berusaha membangun blog yang menarik yang semuanya berawal dari mimpi dan terus ingin berkarya untuk kebutuhan masa depan.....More About Me

Tanda tangan Untitled 1 Original Self Blog
Copyright © 2014 Yoke's Blog Article 2013 est - Contact me - About This Blog and Writter
Related Posts with Thumbnails